Congklak atau bisa juga disebut dhakon adalah suatu permainan tradisional yang saya sering mainkan saat saya kecil dulu. Papan congklak biasanya terbuat dari kayu atau ada juga yang terbuat dari plastik dengan harga lebih murah. Bentuknya seperti perahu dan didalamnya terdapat lubang -lubang yang berlawanan di sisi kanan-kiri, yang umumnya berjumlah tujuh buah serta dua lubang besar di ujung papan yang biasa saya sebut “rumah”. Selain papan congklak, ada juga biji-bijian yang merupakan alat utama untuk bermain congklak. Biji yang saya sering gunakan adalah sawo, atau bisa juga dari plastik yang dibentuk serupa biji dan batu-batuan.
Untuk bermain congklak dibutuhkan dua orang pemain. Biji-bijian yang diperlukan adalah sebanyak 98 buah. Inti dari permainan ini adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya biji di dalam lubang besar atau “rumah”. Masing-masing lobang diisi dengan tujuh buah biji. Selanjutnya, salah seorang yang sudah disepakati untuk jalan terlebih dahulu memilih lobang yang akan dijalankan dan meletakkan biji tersebut ke masing-masing lobang yang dilaluinya termasuk lubang “rumah” dan seterusnya. Oh ya, arah jalan adalah searah jarum jam. Bila saat berjalan biji di genggaman habis di lobang kecil yang terdapat biji lain, pemain bisa mengambil biji tersebut dan terus jalan. Jika biji genggaman habis di lobang “rumah”, maka pemain tetap dapat melanjutkan dengan memilih lobang di sisi miliknya. Jika habis di lobang kecil yang kosong di sisinya, pemain dapat mengambil biji yang terletak berhadapan (lobang milik lawan), biasa saya menyebutnya “tembak”. Tetapi jika habis di lubang kosong milik lawan maka permainan anda mati. Permainan akan berakhir jika tidak ada lagi biji yang bisa diambil dan pemenang adalah yang memiliki biji paling banyak di “rumah”nya.
Saat bermain congklak banyak hal positif yang bisa kita dapat. Digunakannya papan kayu dan biji untuk bermain congklak menunjukkan adanya pemanfaatan sumberdaya alami yang ada di sekitar kita sebagai sarana permainan, hal ini selaras dengan yang saat ini digaungkan oleh banyak orang yakni “back to nature“. Dengan congklak, kita juga dilatih untuk cermat dan belajar berstrategi untuk memenangkan permainan ini. Nilai positif lain yang menurut saya paling besar dari permainan congklak adalah nilai kejujuran. Saat bermain congklak kita dibiasakan untuk senantiasa jujur dalam menjalankan biji yang ada di genggaman tangan kita.
Entah kenapa saat ini saya jarang melihat anak kecil bermain congklak lagi. Mungkin kalah saing dengan playstation atau permainan teknologi lainnya yang lebih canggih. Padahal congklak adalah permainan dengan harga murah untuk belajar suatu hal yang sangat mahal harganya yakni kejujuran dan budaya bangsa.
sumber : sosbud.kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar